Kenali
Ciri-ciri Kanker Payudara sejak Dini
 |
buah hati |
Kanker
payudara, salah satu jenis kanker ganas yang telah menduduki peringkat kedua
paling mematikan setelah kanker serviks. Terbukti, lebih dari 6,7 juta jiwa per
tahun meninggal akibat kanker dan satu di antara sepuluh orang lainnya beresiko
mengidap penyakit yang sama. Pencetusnya, bisa karena gaya hidup yang tidak
sehat dan kurangnya menjaga kebersihan.
Dokter
Patologi Fakultas Kedokteran UGM dr. Ediati Tri Ningsih mengatakan, penderita
kanker payudara di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Yakni 6,7 juta
jiwa per tahun dan melebihi jumlah kematian penyakit malaria ataupun TBC.
Mirisnya,
lanjut Ediati, dari sekian penderita kebanyakan belum melakukan pencegahan
awal. Dikarenakan masih kurangnya pengetahuan tentang ciri-ciri kanker payudara
sekaligus indikasi awal. “Alhasil tidak ada deteksi dini dan tahu-tahu,
penderita telah memasuki stadium lanjut,” katanya.
Ia
menjelaskan, untuk mengenali kanker payudara sebenarnya sangat mudah. Pertama
adakah benjolan pada payudara yang disertai rasa nyeri ketika ditekan, payudara
mengeluarkan cairan, perubahan kulit dan puting susu menjadi mengkerut dan
berwarna kusam, termasuk faktor resiko karena faktor genetis (keturunan).
Kemudian
untuk faktor resiko, mendapat haid pertama pada usia kurang dari 10 tahun,
menopause (mati haid) setelah usia 50 tahun, tidak pernah melahirkan anak,
melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun, tidak pernah menyusui anak,
pernah mengalami operasi payudara yang disebabkan oleh tumor jinak ataupun
ganas, di antara anggota ada yang menderita kanker, dan pola makan berlemak.
“Dan
yang terpenting dari faktor resiko tersebut adalah menjaga pola gaya hidup
sehat. Mulai dari mengonsumsi makanan sehat dan bebas bahan kimia, olahraga
teratur, sekaligus menjaga kebersihan lingkungan,” ujarnya.
Namun
jika seseorang terlanjur mengidap kanker payudara, bukan berarti tidak bisa
melakukan pencegahan awal. Caranya bisa dengan melakukan pemeriksaan mammografi
(pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar X dosis rendah) dengan tingkat
ketepatan 95 persen atau Utrasonography payudara (pemeriksaan menggunakan
gelombang suara),
“Sebenarnya
pemeriksaan ini tidak hanya digunakan untuk wanita yang memiliki keluhan, tetapi
juga bisa untuk check up para wanita yang belum memiliki benjolan. Fungsinya
hanya untuk mengetahui saja,” tuturnya.
Khusus
mamografi, pemeriksaan uni hanya berlangsung beberapa menit. Tahapannya,
payudara diletakkan di atas mammografi dan sedikit ditekan. Tujuannya untuk
memperoleh struktur gambar yang diinginkan, baru kemudian dilakukan scanning
dasar.
Ediati
mengatakan, tidak dapat dipungkiri pemeriksaan ini dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman sekaligus nyeri pada pasien. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama.
Mengingat pemeriksaan ini terbilang aman karena paparan radiasi yang dikenakan
cenderung rendah.
Meski
begitu, dirinya menjelaskan, wanita yang boleh melakukan pemeriksaan mammografi
adalah wanita dengan rentang usia produktif antara 35- 40 tahun dengan baseline
awal dan wanita non-produktif.
“Pada
usia produktif siklus yang baik dari hari 1- 14 dari siklus haid atau dua
minggu sebelum haid. Tapi kalau usia menopause dapat dilakukan kapan saja,”
ujarnya.
Sedangkan
untuk Utrasonografi payudara, imbuhnya, pemeriksaan ini bisa dilakukan oleh
wanita dengan usia kurang dari 35 tahun. Entah itu wanita normal, hamil, hingga
menyusui.
Read more...