BELAJAR PADA SAMBAL, DALAM MENYIKAPI PERBEDAAN
BELAJAR PADA SAMBAL, DALAM MENYIKAPI
PERBEDAAN
"Cobalah sampean belajar pada sambal, apapun jenis dan
bentuknya. Kenikmatan yang sampean dapatkan dari sambal itu sebenarnya bukan
berasal dari satu jenis hal, kan? Tapi persatuan dan kesatuan dari semua jenis
hal, baik itu garam, cabai, bawang putih, bawang merah, ketumbar, serta bahan
lainnya.
Dari kesemuanya itu sangat berbeda baik dari keluarga
tumbuhannya, kalaupun tidak begitu berbeda ya sedikit saja bedanya. Yang
membedakan hanya jumlahnya, kadang cabai menjadi
mayoritas kalau si penikmat ingin sambal pedas, kadang bahan lainnya yang
mayoritas. Persamaan hanya berhubungan dengan banyak dan tidak jumlahnya. Kalau
sampean makan cabai atau garam sendiri, tanpa bahan lainnya, ya bukan sambal
namanya, kan?
Coba sampean tempatkan diri sampean
dalam ulekan sambal itu, siapakah sampean sebenarnya? Cabaikah, garamkah,
bawang putihkah, atau apakah sampean perannya? Kalau sampean masih bingung
asal-usul sampean juga perbedaan sampean dengan lainnya yang ada dalam ulekan,
ya sampean hanya akan mengalir saja.
Sampean harus tahu siapa
sampean, perbedaan dengan lainnya apa, sehingga bisa mengerti peran sampean
dalam ulekan itu apa. Apakah membuat pedas, apakah membuat asin, ataukah
membuat manis. Sehingga ketika diulek, disatukan, sampen bisa memaksimalkan
diri sampean karena memiliki apa yang dibutuhkan lainnya yang berbeda dengan
sampean. Perbedaan sampean dengan yang lainnya harus disadari sebagai bentuk
bahwa yang lain membutuhkan sampean dan sebaliknya.
Akhirnya tercapailah
keseimbangan. Sambal tidak terlalu asin atau manis, juga tidak terlalu pedas
atau hambar. Nah, itulah bhinneka tunggal ika, yang bisa ditambahi sedikit
sehingga menjadi bhinneka manunggal ika. Karena kesatuan harus didahului oleh
persatuan, karena untuk melebur, harus mengetahui diri yang sejati.
Jadi, berperanlah dalam
sambal persatuan dan kesatuan di manapun langit sampean junjung, dan bumi
sampean pijak. Sadari perbedaan sampean dengan lainnya karena itu Unique
Selling Point, keunikan, sampean. Lantas lihatlah perbedaan-perbedaan yang ada
dan keterkaitannya dengan asal-usulnya, dan dari situ, tanamkan betul-betul
bahwa perbedaan menandakan bahwa sejatinya segala hal harus saling berkenalan
dan saling melengkapi.
Kenapa? Karena kesempurnaan
hanya milik Tuhan, kan?" Ujar Kang Sabar di depan puluhan calon ksatria
yang haus pada sejarah bhinneka tunggal ika.
Penulis : Ihda A. Soduwuh


0 comments:
Post a Comment